Powered By Blogger

Selasa, 30 April 2013

Cara Menanam Sayuran Organik


                         

Menanam Sayuran Dari Biji/Benih
Panduan Panduan ini dibuat khususnya untuk pembeli biji/benih sayuran yang ingin mendapat penjelasan cara menanamnya. Ada beberapa cara menanam yang biasa dipergunakan, namun yang akan dijelaskan pada artikel ini adalah salah satu cara menanam yang biasa kami lakukan. Selamat Menanam . . .
TAHAPAN MENANAM DARI BIJI/BENIH
Tahapan lengkap menanam adalah sebagai berikut :
  1. Pra-Semai atau Seed Starting
  2. Menyemai
  3. Menyapih
  4. Menanam
Tentunya tidak semua tahapan harus diikuti. Selain tahapan lengkap dari 1 s/d 4, bisa juga no.2 dan 4 saja, atau 2,3 dan 4, atau 1 dan 4, atau langsung 4. Berikut penjelasan dari tiap tahapan:
Pra-Semai atau Seed Starting
Setiap pabrik benih mengeluarkan spesifikasi "Germination Rate", yaitu daya kecambah benih. Umumnya germination rate sekitar 80%, artinya jika kita menanam 10 benih, kemungkin hanya 8 benih yang tumbuh. Pra-Semai dimaksudkan untuk menyaring benih yang tidak tumbuh, sehingga kita hanya menyemai/menanam benih yang sudah mulai berkecambah agar kepastian tumbuh cukup tinggi.
Ada beberapa cara Pra-Semai, salah satunya antara lain :
• Biji direndam air (hangat) selama 1/2 - 1 jam. Biji yang waktu berkecambahnya lama, misalnya Coriander atau Parsley atau Horenzo boleh direndam semalaman. Setelah itu dilanjutkan ke Tahap berikutnya, yaitu disemai atau ditanam. Maksud perendamam untuk melembabkan kulit benih sehingga pori2 kulit membesar. Akibatnya terjadi penetrasi air ke dalam biji. Hal ini mentriger biji untuk menghasilkan zat pengatur tumbuh (auxin) yang kemudian mentriger lembaga benih (titik tumbuh) memulai pertumbuhan. Pada tahap ini kita belum dapat membedakan benih yang mempunyai daya kecambah tinggi dan rendah, sehingga jika langsung disemai/ditanam, kemungkinan tidak semua benih akan tumbuh (Catatan : air rendaman boleh diberi zat pengatur tumbuh atau pupuk cair organik atau sedikit garam untuk membantu proses pertumbuhan)
• Untuk memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi, setelah benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang dilembabkan. Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan. Simpan di tempat sejuk. Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah. Pada tahap ini kita dapat memilih hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam, sehingga probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.
Menyemai
Jika kita melakukan Pra-Semai, maka probabilitas benih tumbuh akan lebih besar. Namun dapat juga langsung menyemai tanpa melalui Pra-Semai. Berikut proses menyemai :
• Siapkan wadah semai seperti tray-semai atau wadah lain (sebaiknya tidak terlalu tinggi, 5-10cm cukup agar tidak perlu media terlalu banyak dan bagian bawah berlubang (bisa dibuat lubang sendiri)
• Isi dengan media. Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam halus ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media agar lembab
• Masukkan benih di tiap lubang tray-semai, cukup 1/2 cm dari permukaan media, tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri jarak antar benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
• Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk
• Setelah beberapa hari (biasanya paling cepat 2 hari), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
Jika sudah tumbuh, apa tahap selanjutnya? Kapan bibit boleh dipindahkan?
Bibit boleh dipindahkan setelah keluar dua daun asli, sehingga keseluruhan ada 4 daun, yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai dengan tanaman tersebut pada waktu dewasa. Bibit dapat dipindahkan untuk :
• Disapih, atau
• Langsung ditanam
Menyapih
Bibit hasil semaian yang ditanam langsung di tanah atau pot/polibag, kondisinya masih agak lemah sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat. Hal ini dapat mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang penyakit. Disamping itu jika tanaman dimakan hama (misal siput), biasanya yang dimakan batangnya (karena masih lunak, "lezat"), sehingga begitu batangnya dimakan, maka tanaman akan mati.
Menyapih dimaksudkan agar tanaman sudah cukup besar dan kuat sebelum ditanam di tanah/pot sehingga daya adaptasi menjadi lebih baik. Begitu juga jika hama (siput) datang, biasanya yang dimakan daun, sehingga tanaman tetap hidup.
Cara menyapih :
• Ambil polibag kecil atau wadah kecil (gelas air mineral, potongan botol air mineral, potongan kotak susu dsb yang diberi lubang bawahnya)
• Isi dengan media tanah yang sudah dilembabkan atau campurannya, jangan lupa pupuk organik minimal 1/4 bagian
• Pindahkan bibit semaian ke wadah sapihan. Rawat teratur hingga tanaman cukup besar (jika menggunakan gelas air mineral, akarnya mulai kelihatan di sekeliling gelas)
• Siap ditanam di tanah/pot
Jika kita tidak ingin menyapih, jalan tengahnya dengan memindahkan tanaman setelah cukup besar (daun asli sudah lebih dari 4). Jika demikian, lubang semai (jika di tray semai) harus cukup besar untuk menampung perakaran atau jarak semaian harus cukup agar perakaran dapat berkembang dengan baik.
Menanam
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra-semai atau bahkan langsung dari benih. Keuntungan dan kerugian sudah dijelaskan di atas.
Apa saja yang perlu diperhatikan ?
• Jika menggunakan pot/polibag, gunakan pot/polibag dengan ukuran memadai pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter 50-60cm. Parsley cukup 30cm dsb.
• Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian
• Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo dll cukup 15-20cm. Tujuannya agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing mencari makanan
• Tinggal lakukan perawatan (siram, pruning, pupuk dsb) dan panen
Penanganan Khusus
• Menanam bayam dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil, untuk memudahkan menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian pasir halus, aduk rata, baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih merata
• Jangan lakukan perendaman (Pra-Semai) pada kacang Edamame karena kulitnya mudah terkelupas jika kena air
• Menanam umbi2an seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah (langsung tahap 4) supaya bentuk umbinya bagus
• Jika menanam langsung di tanah (langsung tahap 4), sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan satu tanaman yang paling bagus/sehat. Yang lain dicabut atau dipindahkan (jangan mengganggu perakaran tanaman yang sehatnya)
• Benih Basil atau Kemangi jangan direndam (pra-semai), langsung disemai saja. Selamat menanam!
(Sumber : www.famorganic.com)

Budidaya Sayuran Organik di Rumah




Pertanian Organik (PO) bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. PO memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. 
PO juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. PO juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip PO, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam PO.
Saya juga tertarik ingin pada PO, tapi untuk bertanam tidak punya lahan. Alangkah senangnya kalau bisa punya beberapa jenis sayur saja di rumah.  Lagipula menurut saya asyik, kalau di halaman kita ada tumbuhan buncis, tomat. Pasti enggak kalah menarik dari menanam bunga dan anturium. Kebayang senangnya kalau memetik sayur dari kebun sendiri. Lahan terbatas di perumahan BTN pun bisa kok. Kita toh bukan mau buka kebun besar-besaran, he he he. Cukup untuk konsumsi sendiri.
Waktu rumah BTN saya di Bekasi belum ditempati, Om saya malah sempat menanami halaman depan rumah yang luasnya cuma dua kali tujuh meter dengan singkong dan jagung.
Pertengahan 2008 takdir membawa saya bertemu dengan dua wanita tangguh yang telah berkecimpung di pendidikan lingkungan hidup dan fasilitator pertanian organik. Namanya Novita dan Isni. Mereka sarjana pertanian pula :) Tulisan saya yang belum sempurna di sini hasil bincang-bincang dengan cewek-cewek petualang nan ramah ini.
Anda juga tertarik menanam sayur organik di pekarangan rumah? Menurut Novi &  Isni Wahyuningsih, ada beberapa jenis sayuran yang bisa Anda coba tanam sendiri di rumah. Artinya tidak rewel dan tidak perlu udara dingin. Namun agar sayur organik Anda lebih terasa manis, sehat dan subur, satu hal perlu Anda luangkan. Yaitu waktu dan perhatian Anda. Rawatlah dengan penuh cinta, sayang dan kesabaran. Organik itu tidak instan, organik itu memahami pihak lain, organik itu penuh kasih. 
Tanaman yang dirawat dengan kasih sayang akan berbeda hasilnya dengan tanaman yang dibiarkan tumbuh begitu saja. Coba, yuk! Pertama, buat bedengan sebagai ‘rumah’ tanaman kita. Ukuran misalnya satu meter kali sepuluh meter, tinggi 20 sentimeter.  Campur/aduk tanah dengan pupuk kandang dan kompos sampai rata. Beri sekam, (Pupuk & tanah kompos organik bisa dibeli di pedagang tanaman kaki lima/toko pertanian). Kalau kurang unsur N beri air seni (Misal air kencing kelinci). Katanya, dengan pupuk dari kotoran kambing, rasa tanaman akan lebih manis.
Jenis tanaman yang bisa Anda coba antara lain:
  1. Buncis: Buat lubang-lubang untuk menaruh biji buncis. Jarak tanam 20 cm. Siapkan ajir (Bambu) 1,5 meter untuk rambatannya. Perbanyakan kacang buncis adalah dengan benih yang langsung di tanam dalam lubang-lubang bedengan. Sebelumnya, tanah digemburkan dulu sambil dicampur dengan pupuk kandang atau kompos (Bisa dibeli di penjual tanaman kaki lima terdekat) . Minggu ke empat setelah ditanam, buncis mulai berbunga. Seterusnya tiap meninggi, harap rajin diikat dengan tali rafia. Untuk membuat benih yang berkualitas baik, buncis diseleksi dan kemudian dibiarkan sampai matang di pohon.
Pemeliharaan lain adalah menjaga tanah tetap subur dan agar buncis tidak dimakan ulat. Jangan disemprot ya, ambil hama dengan tangan (Berani enggak, hayo).
  1. Bayam: Ini coba saja dengan menanam bayam yang Anda beli di pasar. Atau bisa beli bibitnya di toko pertanian.  Benih tebar langsung.
  2. Tomat (Kini sudah ada varietas unggul khusus dataran rendah dan tahan penyakit, cari di toko pertanian terdekat). Jangan lupa beri ajir/lanjaran tempat merambat. Tunas samping rajin dibuang. Bunga yang telah mekar diketuk perlahan menjelang sing hari untuk membantu penyerbukan (Jika jarang serangga/kupu). Kekurangan air dan unsur Ca bis amenyebabkan buah busuk.
  3. Cabe. Ini juga mudah, tinggal sebar saja namun sebaiknya diberi jarak juga. Suhu terlalu tinggi/curah hujan tinggi bunga & buah rontok. Perlu tanah subur dan drainase yang baik.
  4. Kacang Panjang. Perlu cahaya matahari penuh, tanah subur. Tiga minggu setelah tanam, pasang ajir antara 2 tanaman. Empaty lanjaran diikat jadi satu dengan tali. Selama pertumbuhan lakukan pemotongan pucuk tanaman untuk merangsang tunas.  Penulis: Eka Alam Sari

Cara Membasmi Hama Kutu Putih


Tanaman anda terserang hama kutu putih ? tidak usah bingung. Berikut ada cara sederhana tetapi cukup manjur untuk membasminya. Cukup dengan ramuan sederhana campuran air, sabun colek, minyak tanah, dan pestisida.

Caranya ?
Ambil sabun colek satu sendok makan lalu larutkan dalam kaleng susu bekas ukuran 900 gram. Gunakan air bersih sebanyak setengah kaleng susu tersebut.
Tambahkan minyak tanah (kerosene) sebanyak seperempat dari kaleng tersebut. Perbandingan air dan minyak tanah adalah 2:1

Tambahkan pestisida, kalau tidak punya bisa diganti dengan cairan pembunuh serangga atau nyamuk, cukup 2 sendok makan saja. Campur dan aduk ramuan tadi hingga membentuk emulsi dan sabun tidak menggumpal dan berbusa lagi. Hasil akhirnya kurang lebih seperti air sisa cucian beras.

Masukkan cairan kedalam botol sprayer plastik (bisa dibeli di supermarket). Selanjutnya, tinggal semprotkan ke tanaman yang diserang kutu putih. Terutama bagian
bawah daun dimana hama kutu putih berkumpul. Jangan lupa, gulma sekitar tanaman harus disemprot juga agar menghindari serangan hama tersebut di kemudian hari

Budidaya Sayuran Organik di Rumah




Pertanian Organik (PO) bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. PO memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. 
PO juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. PO juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip PO, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam PO.
Saya juga tertarik ingin pada PO, tapi untuk bertanam tidak punya lahan. Alangkah senangnya kalau bisa punya beberapa jenis sayur saja di rumah.  Lagipula menurut saya asyik, kalau di halaman kita ada tumbuhan buncis, tomat. Pasti enggak kalah menarik dari menanam bunga dan anturium. Kebayang senangnya kalau memetik sayur dari kebun sendiri. Lahan terbatas di perumahan BTN pun bisa kok. Kita toh bukan mau buka kebun besar-besaran, he he he. Cukup untuk konsumsi sendiri.
Waktu rumah BTN saya di Bekasi belum ditempati, Om saya malah sempat menanami halaman depan rumah yang luasnya cuma dua kali tujuh meter dengan singkong dan jagung.
Pertengahan 2008 takdir membawa saya bertemu dengan dua wanita tangguh yang telah berkecimpung di pendidikan lingkungan hidup dan fasilitator pertanian organik. Namanya Novita dan Isni. Mereka sarjana pertanian pula :) Tulisan saya yang belum sempurna di sini hasil bincang-bincang dengan cewek-cewek petualang nan ramah ini.
Anda juga tertarik menanam sayur organik di pekarangan rumah? Menurut Novi &  Isni Wahyuningsih, ada beberapa jenis sayuran yang bisa Anda coba tanam sendiri di rumah. Artinya tidak rewel dan tidak perlu udara dingin. Namun agar sayur organik Anda lebih terasa manis, sehat dan subur, satu hal perlu Anda luangkan. Yaitu waktu dan perhatian Anda. Rawatlah dengan penuh cinta, sayang dan kesabaran. Organik itu tidak instan, organik itu memahami pihak lain, organik itu penuh kasih. 
Tanaman yang dirawat dengan kasih sayang akan berbeda hasilnya dengan tanaman yang dibiarkan tumbuh begitu saja. Coba, yuk! Pertama, buat bedengan sebagai ‘rumah’ tanaman kita. Ukuran misalnya satu meter kali sepuluh meter, tinggi 20 sentimeter.  Campur/aduk tanah dengan pupuk kandang dan kompos sampai rata. Beri sekam, (Pupuk & tanah kompos organik bisa dibeli di pedagang tanaman kaki lima/toko pertanian). Kalau kurang unsur N beri air seni (Misal air kencing kelinci). Katanya, dengan pupuk dari kotoran kambing, rasa tanaman akan lebih manis.
Jenis tanaman yang bisa Anda coba antara lain:
  1. Buncis: Buat lubang-lubang untuk menaruh biji buncis. Jarak tanam 20 cm. Siapkan ajir (Bambu) 1,5 meter untuk rambatannya. Perbanyakan kacang buncis adalah dengan benih yang langsung di tanam dalam lubang-lubang bedengan. Sebelumnya, tanah digemburkan dulu sambil dicampur dengan pupuk kandang atau kompos (Bisa dibeli di penjual tanaman kaki lima terdekat) . Minggu ke empat setelah ditanam, buncis mulai berbunga. Seterusnya tiap meninggi, harap rajin diikat dengan tali rafia. Untuk membuat benih yang berkualitas baik, buncis diseleksi dan kemudian dibiarkan sampai matang di pohon.
Pemeliharaan lain adalah menjaga tanah tetap subur dan agar buncis tidak dimakan ulat. Jangan disemprot ya, ambil hama dengan tangan (Berani enggak, hayo).
  1. Bayam: Ini coba saja dengan menanam bayam yang Anda beli di pasar. Atau bisa beli bibitnya di toko pertanian.  Benih tebar langsung.
  2. Tomat (Kini sudah ada varietas unggul khusus dataran rendah dan tahan penyakit, cari di toko pertanian terdekat). Jangan lupa beri ajir/lanjaran tempat merambat. Tunas samping rajin dibuang. Bunga yang telah mekar diketuk perlahan menjelang sing hari untuk membantu penyerbukan (Jika jarang serangga/kupu). Kekurangan air dan unsur Ca bis amenyebabkan buah busuk.
  3. Cabe. Ini juga mudah, tinggal sebar saja namun sebaiknya diberi jarak juga. Suhu terlalu tinggi/curah hujan tinggi bunga & buah rontok. Perlu tanah subur dan drainase yang baik.
  4. Kacang Panjang. Perlu cahaya matahari penuh, tanah subur. Tiga minggu setelah tanam, pasang ajir antara 2 tanaman. Empaty lanjaran diikat jadi satu dengan tali. Selama pertumbuhan lakukan pemotongan pucuk tanaman untuk merangsang tunas.  Penulis: Eka Alam Sari

TEKNIK PEMBUATAN BOKASI


Latar Belakang
Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:
-  memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman
- memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
- meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
- menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik
- meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten BONE BOLANGO secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan.
Manfaat Bokashi
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.
Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.
Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi
a.Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
- Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1.
Pupuk kandang
=
300 kg
2.
Dedak
=
50 kg
3.
Sekam padi
=
150 kg
4.
Gula yang telah dicairkan
=
200 ml
5.
EM-4
=
500 ml
6.
Air secukupnya


- Cara Pembuatannya :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi
- Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
1.
Jerami padi yang telah dihaluskan
=
500 kg
2.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
300 kg
3.
Dedak halus
=
100 kg
4.
Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa
=
100 kg
5.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
6.
EM-4
=
1 liter
7.
Air secukupnya


- Cara Pembuatannya:
Membuat larutan gula dan EM-4
1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter
2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata
3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.
Membuat pupuk bokashi
1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata
2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari
6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik

Pembuatan EM ala Petani


EM atau Effective Microorganisme adalah micro organisme yang sangat berguna bagi tanaman, EM dapat membantu dalam dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan microorganisme pathogen.
EM dapat meningkatkan keragaman dan populasi microorganisme di dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan dan dan pertumbuhan tanaman serta kualitas produksi tanaman selanjutnya.
EM bisa dibuat sendiri oleh kita, dan caranya adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan :
  1. Nasi yang sudah membusuk  1 Kg
  2. Laos 1 Kg
  3. Daun sere 1 kg
  4. Gula Merah 1 Kg
  5. Sawi hijau 1 Kg
  6. Air 20 liter
Cara Membuat :
  • Laos, Daun Sere dan Sawi dipotong-potong pendek ( 1-2 cm ) kemudian ditumbuk sampai hancur dan halus
  • Masukan Nasi busuk dan gula merah kedalam  campuran Laos, daun sere dan sawi kemudian semua bahan diaduk kembali sampai merata.
  • setelah merata kemudian masukan kedalam ember atau wadah yang bisa ditutup dan dicampur air sebanyak 20 liter dan diaduk sampai merata
  • setelah merata tutup ember dan biarkan selama 10 - 14 hari dan tempatkan ditempat yang teduh tidak terkena sinar matahari langsung
  • setelah 10 - 14 hari ember dibuka dan larutan disaring terlebih dahulu dan hasil saringan sudah menjadi EM
Penggunaan dan Manfaat :
  1. Untuk bahan pembuatan kompos
  2. Berguna sebagai pupuk cair
  3. Berguna sebagai pupuk daun
  4. Berguna sebagai pestisida
Penggunaan larutan EM ini sebelumnya diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1 liter EM dengan 100 liter air

DAUN JATI KERING MENGAPA HARUS DIBAKAR.......

Oleh : SULARTO,SST. PENYULUH PERTANIAN KEC. GONDANGREJO KAB. KARANGANYAR
Kecamatan Gondangrejo adalah satu diantara 17 kecamatan yang ada di kabupaten Karanganyar, wilayah ini terletak sebelah utara kota Solo yang berbatasan dengan wilayah kabupaten Sragen dan kabupaten Boyolali, luas wilayah 5.679,9520 ha, luas sawah tadah hujan 1.145,6441 ha dan luas lahan kering / tegalan 2.662,8693 ha. Lahan kering tersebut banyak diusahakan pohon jati sekitar 615 ha, selain mudah perawatannya tanaman jati juga mempunyai nilai ekonomi tinggi, penanaman pohon jati dilakukan pada saat musim hujan dengan membuat lubang tanam 50 cm x 50 cm dan saat penanaman perlu diberi pupuk agar pertumbuhannya baik.
Pada musim kemarau tanaman jati meluruhkan daun sehingga dibawah tanaman dipenuhi daun jati kering, petani sering membakarnya agar lahan menjadi bersih tetapi hal ini berbahaya karena bisa membakar tanaman lainnya. Pembakaran sampah organik yang masih agak basah tidak akan semua terbakar dan akan menghasilkan partikel-partikel padat yang dapat beterbangan. Satu ton sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung senyawa hidrokarbon dan 30 kg gas CO yang berbahaya bagi manusia.
Dampak dari pembakaran daun jati adalah membuat tanah menurun porositannya karena dengan terbakarnya lapisan permukaan tanah, suhu tanah menjadi meningkat dan kelembaban tanah menjadi menurun sehingga kandungan air/kadar air dalam tanah menjadi menurun dan kerapatan tanah meningkat. Dengan menurunnya kadar air bahkan sampai hilang mengakibatkan rongga udara dan rongga air dalam tubuh tanah menjadi kosong sehingga berat jenis tanah menjadi meningkat. Semakin tinggi berat jenis tanah maka semakin rendah porositas tanahnya, semakin rendah porositas tanah maka semakin rendah kemampuan tanah dalam mengikat dan menyimpan serta mengeluarkan air yang dibutuhkan oleh tanaman terutama pada awal musim hujan.
Terbakarnya tumbuhan bawah dan seresah pada permukaan tanah serta humus pada lapisan top soil mengakibatkan berkurangnya/hilangnya bahan organik tanah, dengan terbakarnya daun jati berakibat kadar abu di permukaan tanah akan meningkat dan artinya menambah unsur hara, akan tetapi saat musim hujan turun, abu yang ada di atas permukaan tanah akan terbawa hanyut oleh aliran permukaan pada saat terjadi hujan sebagai akibat tidak adanya tumbuhan bawah dan serasah yang menghambat aliran permukaan. Meningkatnya suhu akibat api maka fauna-fauna dalam tanah akan hilang/mati. Sehingga proses dekomposisi, aliran karbon, bioturbasi, siklus unsur hara dan agregasi tanah menjadi terhambat yang akhirnya mengurangi ketersediaan unsure hara yang selanjutnya mengganggu pertumbuhan tanaman.
Petani yang tahu dan sadar tentang pentingnya pemeliharaan kesuburan tanah memanfaatkan daun jati untuk bahan pupuk organik, pengumpulan daun jati dilakukan saat senggang dimana pekerjaan pokok telah usai, daun jati di kumpulkan dan diikat dibawa ke rumah atau langsung di taruh ke lahan pertanian agar lapuk terkena panasnya matahari dan akan tercampur dengan tanah saat pengolahan tanah. Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik 18 %- 59 %, bahan organik ini berfungsi memperbaiki struktur, tekstur dan biologi tanah. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium.
Kesempatan ini dipakai pengusaha untuk memproses daun jati menjadi bahan organik, dengan cara membeli dari petani pengumpul untuk seanjutnya dicacah dengan mesin selanjutnya difermentasi dengan bahan campuran yaitu tetes dan air. Larutan tersebut di berikan ke cacahan daun jati sampai lembab merata dan dibiarkan selama 1 bulan, setelah di fermentasi dilakukan sortasi yaitu memisahkan cacahan daun jati dengan tangkai, plastik, maupun kertas yang tercampur selanjutnya dikemas.
Daun jati kering yang jatuh di musim kemarau lebih baik di kumpulkan serta dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik, hal ini lebih bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah (fisik, kimia dan biologi) dari pada dibakar akan berbahaya bagi keselamatan maupun kesehatan manusia, mengapa harus dibakar ?

KUNCI SUKSES TANAM CABAI KERITING DI LAHAN KERING


      Budidaya cabai keriting adalah hal yang sudah tidak asing lagi, tetapi kalau menanamnya di lahan kering atau lahan tadah hujan atau lahan miring, membutuhkan kiat-kiat khusus agar mendapatkan hasil yang maksimal. Kita hanya dapat menanam satu kali saja dalam setahun, karena pengairan sangat bergantung pada air hujan. Inilah beberapa kunci suskses budidaya cabai keriting di lahan kering:
1. Persiapan Lahan
Lahan dibuat guludan dengan ukuran lebar 100-110 cm, panjang menyesuaikan dengan lahan. Tinggi guludan 30-50 cm, jarak antar guludan/parit 50 cm. Guludan dibuat sesuai garis kontur atau nyabuk gunung. Pembuatan guludan ini dilaksanakan pada musim kemarau, sehingga sewaktu hujan turun lahan sudah siap. Berikan pupuk organik secukupnya. Pupuk dasar diberikan sebelum guludan ditutup dengan plastik mulsa, yaitu sesudah tanah cukup basah oleh air hujan.
2. Pembibitan dan Waktu Tanam
Benih cabai keriting dari berbagai varietas sekarang sudah banyak tersedia di toko-toko pertanian. Karena sangat bergantung pada air hujan, pembibitan cabai keriting dilakukan setelah hujan dengan intensistas tinggi turun pertama kali, biasanya pada awal bulan Nopember. Setelah bibit berumur sekitar 25 hari atau hujan sudah turun dengan intensitas tinggi, siap dipindah tanam.
3. Pemupukan dan Pengendalian OPT
Pemupukan susulan diberikan dengan interval 1 minggu sekali dengan cara dikocor atau di tajug dengan membuat lubang disebelah lubang tanam berjarak + 15 cm dari tanaman. Pupuk yang digunakan menyesuaikan dengan kebiasaan setempat. Bisa digunakan pupuk NPK phonska dan ZA serta tambahan pupuk mikro (calsium, magnesium, boron dll). Pemupukan terus dilanjutkan sampai dengan masa panen, dengan menambahkan unsur kalium (KCL, MKP).
Pengendalian OPT dilakukan sejak awal. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai tampar pada musim penghujan adalah Lalat buah, Ulat buah dan Antraknosa (pathek). Hama thrips kadang juga menyerang tanaman cabai tampar pada musim hujan. Untuk mengendalikan lalat buah dan ulat dapat dibuat perangkap sex pheromon yang dipasang di luar areal pertanaman, dan dilakukan penyemprotan secara rutin dengan insektisida kontak dari golongan pyrethroid atau organophospat pada saat tanaman mulai berbuah. Untuk hama thrips bisa digunakan insektisida berbahan aktif abamektin, klorfenapir, imidakloprid, dll. Penyemprotan dilakukan dari atas dan bawah bagian tanaman. Sedangkan untuk penyakit antraknosa/pathek dapat dikendalikan dengan fungisida nabati atau fungsida kimia berbahan aktif Mankozeb, Propineb, Ziram, Tembaga Hidroksida, atau dari golongan Triazole. Pengendalian hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan, membersihkan lahan dari gulma dan buah yang rusak dikubur atau dibakar.
4. Panen dan Pasca Panen
Umumnya cabai tampar dapat dipanen sekitar umur 90 hari setelah tanam. Panen dapat dilakukan 2-3 hari sekali, jangan lebih dari 5 hari, karena buah akan terlalu masak dan kualitas menurun. Cabai yang telah dipanen bisa dijual dipasar Songgolangit (untuk daerah Ponorogo dan sekitarnya) pada malam hari atau pada pengepul.
Ditulis Oleh: Said Wahyu F (THL-TBPP Kec. Jambon)/ diunggah : joesoef soegiarto,SP, admin_bapeluh kab Ponorogo/ E-mail : bpkjenangan@ymail.com / Hp 085856289363

Lembaga Keuangan Mikro Pertanian



Gambar: 
membangun lembaga keuangan mikro berbasis komoditas petani
Para petani juga membutuhkan bermacam-macam jasa keuangan yang nyaman, fleksibel, serta ditetapkan dengan harga yang wajar. Hal ini dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas pertanian yang memerlukan pembiayaan yang kadang tidak sedikit jumlahnya. Selain membiayai aktivitas pertanian, para petani juga membutuhkan layanan lainnya, seperti tabungan, transfer uang, dan asuransi.
Berdasarkan UU no 9 tahun 1995, dibentuklah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Pertanian dibentuk untuk membantu para petani sehingga mereka mampu menopang dirinya sendiri. Ketentuan yang diikuti untuk pembentukan Lembaga ini adalah : setidaknya memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000, milik warga Indonesia, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan menengah/besar.
Lembaga Keuangan Mikro Pertanian dibentuk, dari, oleh, dan untuk petani yang akan berfungsi untuk menyediakan akses keuangan kepada anggota, baik dalam bentuk pinjaman, tabungan, modal, transfer, asuransi, dan akses lainnya. Lembaga ini dikelola secara otonom sebagai salah satu unit usaha Gabungan, serta keberhasilannya diukur dari penguatan modal petani, meningkatnya produktivitas, produksi, dan pendapatan rumah tangga petani.
7 prinsip yang digunakan untuk membangun LKM Pertanian adalah Kebutuhan, yaitu LKM berkembang di lokasi petani yang memerlukan dukungan fasilitas permodalan. Fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi dan budaya setempat. Partisipatif, melibatkan para petani di lingkungan setempat. Akomodatif, memprioritaskan pemenuhan kebutuhan para nasabahnya (petani). Penguatan, mampu mendorong terjadinya penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani  untuk menghindari ketergantungan. Kemitraan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti penyedia sarana produksi, tokoh masyarakat tani, dunia usaha, perguruan tinggi, dan instansi sektoral yang berhubungan dengan setiap kegiatan. Keberlanjutan, tetap berjalan meskipun sudah tidak ada campur tangan lembaga atau aparat pemerintah dan swasta yang mendukungnya.
Pola LKM pertanian ini dilakukan dengan cara mempermudah setiap proses pelayanan kepada nasabah (petani) dengan mengembangkan pola pelayanan Bukan Bank Bukan Koperasi (B3K) untuk menyederhanakan setiap prosedur pelayanan, lalu adanya penjaminan kelompok tani, menampung simpanan keuangan anggota kelompok, proses administrasi yang sederhana dengan memperhatikan syarat akuntabilitas organisasi publik, serta dikuatkan dengan surat keputusan dari pemerintah daerah setempat untuk jaminan hukum yang jelas.
Skema perkreditan pun diusulkan sebagai berikut : pinjaman petani diusulkan kelompok tani secara kolektif untuk membiayai usaha-usaha produktif untuk usaha tani maupun non-usaha tani. Jangka waktu pinjaman maksimal 2 tahun dengan besaran bunga per bulan maksimal sama dengan bunga bank konvensional atau lebih rendah dengan sistem pembayaran yang diangsur sesuai dengan ketetapan yang ada. Pembiayaan di LKM pertanian dirancang untuk mengakomodasi pengembangan usaha taninya serta tidak hanya membiayai sub sistem produksi, namun juga pada subsistem distribusi dan pemasaran hasil.
Selamat mencoba menggunakan jasa Lembaga Keuangan Mikro Pertanian (LKM Pertanian) untuk mengembangkan usaha tani rekan-rekan semua.
Sumber : Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Jawa Tengah

TEKNOLOGI PETANI

Randhy Ilahude BP3k kabila                                                                                 DONWLOAD TERCEPAT
wink BUDIDAYA TANAMAN PADI wink
Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ).
SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.
C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.
D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta
TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA

Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 hari ( kg )
30 hari ( kg )
45 hari ( kg )
60 hari ( kg )
Urea
36,5
9
9
9
9
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
5
5
5
5
Dolomit
13
3
3
3
3
SPR NASA
2 botol ( siram)
2 botol ( siram)
-
-
-
           
Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen


Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
12
6
6
6
SP-36
10
50
-
-
KCl
-
-
7
8
SPR NASA
1 botol (siram)
5
5
5
POC NASA
-
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
           
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
10
4,5
4
4
SP-36
11,5
-
-
-
KCL
-
-
5
6,5
POC NASA
20-40 ttp (siram)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK
-
-
1 ttp/tgk campur NASA
1 ttp/tgk campur NASA
           
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA
1. Pemberian SUPER NASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan)
2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPER NASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.
G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
· Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
· Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
· Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
· Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
· Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
· Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
· Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
· Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
· Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
· Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan
· Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
· Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
· Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.

K. PANEN DAN PASCA PANEN
·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
· Alat yang digunakan ketam atau sabit
· Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
· Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
· Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
· Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
· Beras siap dikonsums

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN BENIH PADI UNGGUL


Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemasaran adalah :Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli yang potensial.[1]  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.Perusahaan harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas-tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan.
Sebelum mengadakan pengembangan barang baru, riset pemasaran perlu dilakukan lebih dahulu. Juga mengenai dana yang harus disediakan dalam operasinya.PT. Sang Hyang Seri merupakan salah satu dari institusi industri pertanian yang semula berbentuk perusahaan umum yang bersertifikat pada tahun 1971, disempurnakan melalui PP No. 44 tanggal 28 November 1985. Pada tahun 1995 pemerintah mengubah perusahaan umum menjadi PT Sang Hyang Seri (Persero). PT Sang Hyang Seri bergerak di bidang usaha pengadaan dan penyebaran benih padi unggul.
Dalam memproduksi benih padi unggul dilakukan di bawah pengawasan seorang pemulia tanaman (breeder). Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan dan penyebaran benih padi unggul, PT Sang Hyang Seri memiliki sebuah strategi pemasaran yaitu berusaha memuaskan konsumen dari segi keunggulan produk, harga produk, maupun pendistribusian produk kepada konsumen. Di bidang keunggulan produk, PT Sang Hyang Seri telah memproduksi benih-benih yang telah teruji keunggulannya, baik terhadap hama dan penyakit, maupun terhadap perubahan cuaca.
Di bidang harga produk, PT Sang Hyang Seri telah menetapkan harga produk yang sesuai dengan kualitas produk. Di bidang pendistribusian, PT Sang Hyang Seri telah memiliki distributor tetap dan juga kemungkinan pembelian langsung kepada perusahaan dengan syarat harus memenuhi jumlah pembelian tertentu. Keberhasilan strategi pemasaran yang diterapkan PT Sang Hyang Seri tercermin dalam volume penjualan yang berhasil direalisasikan perusahaan. Jika strategi pemasarannya berhasil, maka volume penjualan PT Sang Hyang Seri akan meningkat. Sebaliknya jika strategi pemasarannya tidak berhasil, maka volume penjualan PT Sang Hyang Seri tidak akan meningkat atau bahkan menurun.Berkaitan dengan uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Benih Padi Unggul pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kulonprogo

HAMA DAN PENYAKIT PADI



1.Hama Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)
a)Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)
1.Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan
air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami,
menggugurkan tabung daun; (2) penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau
Tomafur 3G.
2.Padi trip (Trips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan,
pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: insektisida Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.
3.Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta,  berwarna abu-abu;  Spodoptera litura,
berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning)
Gejala: ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan
Agrocide.
2.Hama di Sawah
a)Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng
padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling
ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.  Gejala:
tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.  Pengendalian: (1)
bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami
seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida
Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
b)Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis  dan  N.
impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan daun.  Gejala: di tempat bekas hisapan
akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada
yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan.
Malai yang dihasilkan kecil.
c)Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah hampa
atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada
daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan
dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2)
menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP,
Kiltop 50 EC.
d)Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas
tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan
tanaman terganggu.  Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-
telurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75
WP.
e)Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza
innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu
(Sesamia inferens).
Dapat menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut,
daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda
disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”.
Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan
lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong
mati, membakar jerami; (2) menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G,
Furadan 3G, Karphos 25 EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
f)Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama
tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah.  Gejala: adanya tanaman padi yang roboh
pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas  musuh alami
seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan
teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan
jagung atau beras.
g)Burung (manyar  Palceus manyar, gelatik  Padda aryzyvora, pipit  Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih
L. ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
3.Penyakit
a)Bercak daun coklat
Penyebab: jamur  Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai,
buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak
coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan
kecambah mati.  Pengendalian: (1) merendam benih di dalam air panas,
pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air
raksa dan bubuk kapur (2:15); (2) dengan insektisida Rabcide 50 WP.
b)Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai
dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai
malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan
makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.  Pengendalian: (1)
membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir; (2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC,
Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
c)Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur  Cercospora oryzae.  Gejala: menyerang daun dan pelepah.
Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat
sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat.
Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini seperti  Citarum,
mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri; (2) menyemprotkan fungisida
Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
d)Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia  sp.  Gejala: menyerang daun dan pelepah daun,
gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan
jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara
ekonomi.  Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini; (2)
menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25
WP dan Validacin 3 AS.
e)Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda,
malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar
membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan
merkuri.
f)Penyakit noda/api palsu
Penyebab: jamur  Ustilaginoidea virens.  Gejala: malai dan buah padi dipenuhi
spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar.  Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit,
menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
g)Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun
dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan
berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Serangan menyebabkan
gagal panen. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR
46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2)
pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex  WP.
h)Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak
Penyebab: bakteri  X. translucens.  Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh.
Terdapat garis basah berwarna merah kekuningan pada helai daun sehingga
daun seperti terbakar. Pengendalian: menanam varitas unggul, menghindari luka
mekanis, pergiliran varitas dan bakterisida Stablex 10 WP.
i)Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang
semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-
kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Penyakit ini sangat merugikan. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas
vektor.
j)Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps.  Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang  sempurna,
daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda,
malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti
Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.
4.Gulma
Gulma yang tumbuh di antara tanaman padi adalah rumput-rumputan seperti rumput
teki (Cytorus rotundus) dan gulma berdaun lebar. Pengendalian dengan cara
mekanis (mencabut, menyiangi), jarak tanam yang tepat dan penyemprotan
herbisida Basagran 50 ML, Difenex 7G, DMA 6 dll