Kecamatan Gondangrejo adalah satu
diantara 17 kecamatan yang ada di kabupaten Karanganyar, wilayah ini
terletak sebelah utara kota Solo yang berbatasan dengan wilayah
kabupaten Sragen dan kabupaten Boyolali, luas wilayah 5.679,9520 ha,
luas sawah tadah hujan 1.145,6441 ha dan luas lahan kering / tegalan
2.662,8693 ha. Lahan kering tersebut banyak diusahakan pohon jati
sekitar 615 ha, selain mudah perawatannya tanaman jati juga mempunyai
nilai ekonomi tinggi, penanaman pohon jati dilakukan pada saat musim
hujan dengan membuat lubang tanam 50 cm x 50 cm dan saat penanaman perlu
diberi pupuk agar pertumbuhannya baik.
Pada musim kemarau tanaman jati
meluruhkan daun sehingga dibawah tanaman dipenuhi daun jati kering,
petani sering membakarnya agar lahan menjadi bersih tetapi hal ini
berbahaya karena bisa membakar tanaman lainnya. Pembakaran sampah
organik yang masih agak basah tidak akan semua terbakar dan akan
menghasilkan partikel-partikel padat yang dapat beterbangan. Satu ton
sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung
senyawa hidrokarbon dan 30 kg gas CO yang berbahaya bagi manusia.
Dampak dari pembakaran daun jati adalah
membuat tanah menurun porositannya karena dengan terbakarnya lapisan
permukaan tanah, suhu tanah menjadi meningkat dan kelembaban tanah
menjadi menurun sehingga kandungan air/kadar air dalam tanah menjadi
menurun dan kerapatan tanah meningkat. Dengan menurunnya kadar air
bahkan sampai hilang mengakibatkan rongga udara dan rongga air dalam
tubuh tanah menjadi kosong sehingga berat jenis tanah menjadi meningkat.
Semakin tinggi berat jenis tanah maka semakin rendah porositas
tanahnya, semakin rendah porositas tanah maka semakin rendah kemampuan
tanah dalam mengikat dan menyimpan serta mengeluarkan air yang
dibutuhkan oleh tanaman terutama pada awal musim hujan.
Terbakarnya tumbuhan bawah dan seresah
pada permukaan tanah serta humus pada lapisan top soil mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya bahan organik tanah, dengan terbakarnya daun jati
berakibat kadar abu di permukaan tanah akan meningkat dan artinya
menambah unsur hara, akan tetapi saat musim hujan turun, abu yang ada di
atas permukaan tanah akan terbawa hanyut oleh aliran permukaan pada
saat terjadi hujan sebagai akibat tidak adanya tumbuhan bawah dan
serasah yang menghambat aliran permukaan. Meningkatnya suhu akibat api
maka fauna-fauna dalam tanah akan hilang/mati. Sehingga proses
dekomposisi, aliran karbon, bioturbasi, siklus unsur hara dan agregasi
tanah menjadi terhambat yang akhirnya mengurangi ketersediaan unsure
hara yang selanjutnya mengganggu pertumbuhan tanaman.
Petani yang tahu dan sadar tentang
pentingnya pemeliharaan kesuburan tanah memanfaatkan daun jati untuk
bahan pupuk organik, pengumpulan daun jati dilakukan saat senggang
dimana pekerjaan pokok telah usai, daun jati di kumpulkan dan diikat
dibawa ke rumah atau langsung di taruh ke lahan pertanian agar lapuk
terkena panasnya matahari dan akan tercampur dengan tanah saat
pengolahan tanah. Kandungan pupuk kompos adalah bahan organik 18 %- 59
%, bahan organik ini berfungsi memperbaiki struktur, tekstur dan biologi
tanah. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor,
kalsium, kalium dan magnesium.
Kesempatan ini dipakai pengusaha untuk
memproses daun jati menjadi bahan organik, dengan cara membeli dari
petani pengumpul untuk seanjutnya dicacah dengan mesin selanjutnya
difermentasi dengan bahan campuran yaitu tetes dan air. Larutan tersebut
di berikan ke cacahan daun jati sampai lembab merata dan dibiarkan
selama 1 bulan, setelah di fermentasi dilakukan sortasi yaitu memisahkan
cacahan daun jati dengan tangkai, plastik, maupun kertas yang tercampur
selanjutnya dikemas.
Daun jati kering yang jatuh di musim
kemarau lebih baik di kumpulkan serta dimanfaatkan sebagai bahan pupuk
organik, hal ini lebih bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah
(fisik, kimia dan biologi) dari pada dibakar akan berbahaya bagi
keselamatan maupun kesehatan manusia, mengapa harus dibakar ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar