Jika
anda menemukan tanaman padi yang muda pada saat fase awal pertumbuhan
tiba-tiba layu dan akhirnya mati. Begitu juga jika anda menemukan
tanaman padi yang telah dewasa tepi daunya berwarna keabu-abuan dan
akhirnya mengering. Kemungkinan besar tanaman padi anda terserang
penyakit hawar daun bakteri (HDB).
Tanaman
padi yang terserang penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada fase awal
pertumbuhan, tanaman layu dan akhirnya mati. Gejala inilah yang
biasanya oleh petani disebut dengan penyakit kresek.
Sedangkan pada tanaman dewasa serangan mulai dari tepi daun berwarna
keabu-abuan dan akhirnya mengering sehingga tanaman tidak dapat
berfotosintesisi dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.
Apabila serangan pada saat tanaman berbunga, hawar daun bakteri ini
dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dengan mengurangi hasil
sampai 50-70% akibat pengisian gabah terhambat sehingga gabah hampa
meningkat.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae. Bakteri patogen ini biasa disebut juga dengan patogen Xoo. Di masyarakat secara umum penyakit hawar daun bakteri ini disebut juga sebagai penyakit kresek. Mungkin tanaman yang terserang penyakit hawar daun bakteri ini bunyinya kresek-kresek pada saat tertiup angin, sehingga untuk memudahkan akhirnya disebut sebagai penyakit kresek.
Serangan
penyakit hawar daun bakteri ini menyerang tanaman padi mulai dari
persemaian sampai tanaman padi menjelang panen. Infeksi dimulai dari
bagian daun melalui luka seperti bekas potongan bibit padi atau lubang
alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil daun,
sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi menurun
dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Penyakit
hawar daun bakteri (HDB) ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat
musim hujan. Kondisi pertanaman dengan kelembaban yang tinggi dan
pemupukan yang tidak berimbang dengan dosis pupuk nitrogen yang tinggi.
Menanam Varietas Padi Tahan Hawar Daun Bakteri (HDB)
Pengendalian
Hawar Daun Bakteri (HDB) dengan menanam varietas yang tahan dilakukan
dengan cara menanam varietas-varietas padi yang tahan terhadap serangan
penyakit hawar daun bakteri ini. Pada saat ini sudah ada beberapa
varietas padi yang tahan pada beberapa strain / patotipe hawar daun
bakteri . Tingkat ketahananan terhadap hawar daun bakteri ini
bervariasi antara agak tahan dan tahan.
Varietas
– varietas padi yang agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri
ini antara lain Ciliwung, Fatmawati, Mekongga dan Aek Sibundoong
(patotipe IV),Widas, Rokan dan Hipa 3 ( patotipe III dan IV), Ketonggo,
Ciherang, Inpari 2 dan Inpari 3 (patotipe III), Tukad Unda dan Tukad
Petanu (patotipe VIII), Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete (patotipe IV
dan VIII), Inpari 1 dan Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII).
Sedangkan
varietas padi yang tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HBD) ini
antara lain Memberamo, Cibodas, Maros, Sintanur, Wera, (patotipe III),
Way Apo Buru, Singkil, Konawe, Intani, Sunggal, Ketan Hitam (patotipe
III dan IV), Code, Angke, Ciujung, Inpari 1, Inpari 6 Jete (patotipe
III, IV dan VIII) .
Namun
menanam varietas tahan juga harus dilakukan secara hati-hati. Strain /
patotipe penyakit hawar daun bakteri cepat sekali membentuk
strain/patotipe baru yang lebih ganas (virulen). Sehingga tingkat
ketahanan padi varietas tahan hawar daun bakteri terhadap serangan
bakteri Xanthomoasn sp penyebab
HDB juga menjadi tidak bertahan lama. Selain itu varietas tahan yang
ditanam pada suatu wilayah tertentu bisa menjadi varietas yang rentan
jika ditanam pada wilayah lainya, hal ini disebabkan karena strain /
patotipe HDB ini cepat bergeser dari wilayah yang satu ke wilayah yang
lain.
Pengendalian Hawar Daun Bakteri (HDB) Dengan teknik budidaya.
Pengendalian
penyakit hawar daun bakteri dilakukan secara terpadu dengan menggunakan
teknik budidaya. Beberapa teknik budidaya yang disarankan antara lain
dengan perlakuaan bibit dan pergiliran varietas, menanam dengan jarak
tanam yang tidak terlalu rapat, irigasi / pengairan secara berselang
(intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan menanam varietas
tahan.
Perlakukan
bibit dilakukan dengan cara jangan menanam bibit yang dipotong akar
atau daunya terlebih dulu sebab akan mempermudah infeksi bakteri Xoo..
Strain / Patogen HBD ini biasanya menginfeksi melalui luka bekas
potongan pada bibit padi yang ditanam.
Penyakit
hawar daun bakteri ini dipicu juga oleh keadaan lingkungan sekitar
pertanaman dengan kelembaban yang tingi. Oleh karena untuk menekan
perkembangan HBD ini dilakukan dengan menanam padi dengan jarak yang
tidak terlalu rapat. Pengairan dilakukan secara berselang (intermiten) sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan jangan menggenangi tanaman padi secara terus menerus.
Hawar
daun bakteri juga berkembang pada tanaman padi yang dipupuk dengan
pupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk
Kalium. Pupuk Nitrogen yang tinggi akan memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman namun tanaman kurang tahan terhadap infeksi bakteri patogen
Xoo. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan hawar daun bakteri ini
harus pemupukan tanaman padi harus dilakukan secara berimbang. Pupuk
Nitrogen yang diaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasi pupuk
Kalium.
Sedangkan
pengendalian hawar daun bakteri dengan aplikasi bahan kimia dapat
dilakukan dengan bakterisida. Namun penggunaan bakterisida ini harus
dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan rekomendasi setempat (Bahan
: BBPadi Sukamandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar