Penggemar
burung berkicau tentu sangat mahfum dengan nyanyian: whur ketekuk,whurr
ketekuk,kuk kuk, yang merupakan suara khas tersebut dilantunkan oleh
perkutut yang sedang manggung. Tapi seberapa besar nilai bisnis yang terkandung
di balik budidaya perkutut, bisa jadi belum banyak orang yang tak paham.
Padahal kalau ditekuni, bukan tidak mungkin nantinya jadi bisnis yang
prospektif.
Dibanding
ternak unggas yang lainnya, perkutut punya beberapa kelebihan. Dari segi tehnis
pengelolaan, tidak rumit. Modalnya, juga tidak terlalu besar, hanya investasi
awalnya (untuk membuat kandang) saja yang memakan biaya lumayan.
Modalnya
tidak banyak.
Sebagai
gambaran, sepasang perkutut paling banter menghabiskan biaya untuk pakan dan
obat-obatan sebesar Rp15 ribu/bulan. Sementara untuk beli 5 pasang indukan
butuh Rp. 500.000 – Rp. 1 juta.
Untuk
pembuatan kandang berukuran 90x70x180 cm3 atau 120x60x180 cm3 yang
terbuat dari kayu/bambu dan ram-raman kawat, kurang lebih menelan biaya Rp 500
ribu. Kandang tersebut cukup bagi 1 atau 2 pasang. Dalam sebulan sepasang
perkutut mampu menghasilkan 2 – 8 anakan dengan harga Rp.200 ribu/pasang.
Produktivitas
perkutut dapat di tingkatkan dengan menitipkan telur atau anakan ke burung
puter sebagai induk semang yang baru. Dengan cara ini perkutut mampu berkembang
biak sampai 3 kali/bulan. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi seminggu asal
induknya diberi vitamin serta pakan yang berkualitas.
Tak sulit
membudidayakannya
Secara
tehnis beternak perkutut terbilang mudah. Dalam sangkar kecil seukuran kandang
soliter (45x45x65 cm3) sudah bisa. Apalagi disangkar yang lebih
besar. Kelebihan perkutut terutama karena mudah dan cepat beradaptasi dengan
lingkungan baru didalam sangkar.
Disamping
itu, perkutut tidak gampang stress, jarang terkena penyakit, pakan melimpah dan
murah. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan, kebersihan
lingkungan, sangkar, minuman dan makan.
Agar hasil
anakan sesuai dengan harapan, ada baiknya lebih dulu mempelajari tehnik perkawinan
atau crossing. Tehnik ini perlu dilakukan secara berulang hingga
mencapai anakan yang berkualitas. Ujung-ujungnya tentu saja duit. Makin baik
mutunya, makin tinggi harganya.
Membidik
pasar potensial
Sejauh ini
pasar perkutut masih terbuka luas. Menurut perhitungan rasional, bila 10% dari
210 juta penduduk di Indonesia hobi memelihara burung, itu jumlahnya
sama dengan 21 juta, taruhlah yang senang sama perkutut cuma 3 % atau 7
juta orang. Bila setiap orang ingin memiki 3 ekor, tinggal dihitung berapa kebutuhan
perkutut di Indonesia.
Berdasarkan
catatan Persatuan Pelestari Perkutut se Indonesia (P3SI), jumlah peternak saat
ini ada 5 ribuan dengan 50 ribu kandang, sedangkan produksi per tahun baru
sekitar 500 ribu ekor. Bila diambil rata-rata, setiap peternak menghasilkan
4.400 ekor senilai Rp 220 juta.
Segmen Pasar
Perkutut
Singkat
kata, kisaran harga perkutut memang bervariasi. Namun secara umum ada 5 segmen
:
Pertama, segmen pasar yang menekankan
perkutut untuk kepentingan lomba, konkurs atau sejenisnya.Segmen ini tentu
membutuhkan perkutut yang berkualitas baik, sesuai aturan main yang ditetapkan
P3SI. Tak heran bila perkutut yang didambakannya seharga ratusan juta rupiah.
Kedua, Segmen pasar yang menekankan pada
sisi peternaknya. Bagi masyarakat peternak perkutut yang di pentingkan adalah
kemampuan memproduksi anakannya secara optimal dengan suara dan irama anggungan
yang baik dengan demikian harganya pun juga tinggi.
Ketiga, Yang mungkin dijangkau masyarakat
penggemar perkutut. Segmen ini lebih menekankan unsur gengsi. Jadi, yang lebih
menjadikan pertimbangan utama adalah irama yang disukai pemiliknya. Pada segmen
ini perkutut akan bernilai jutaan samapai puluhan juta.
Keempat, Orientaisnya pada katuranggan.
Pemilik meyakini bahwa perkutut dapat membuat pemiliknya memperoleh
kebahagiaan, ketentraman hidup dan rezeki melimpah atau tanda-tanda baik
lainnya. Masyarakat yang mengetahui bahwa katurangga perkutut yang akan
dipelihara bakal mendatangkan kebaikan tentu akan membelinya dengan haraga
berapapun.
Kelima,
banyak orang yang memiliki perkutut dengan pertimbangan unik dan exotis. Mereka
yang termasuk dalam kelompok ini akan mampu menghargai perkutut sampai juataan
rupiah. Yusroni Hendridewanto (kiriman Anthan Warsita, Surabaya).
Analisis
Keuntungan Usaha Ternak perkutut
@ Rp 200.000 Rp. 1.000.000
Vitamin Rp. 5.000
Analisis
Keuntungan Usaha Ternak Perkutut Dengan Pengeraman Induk dan Jasa Puter
· Keuntungan
Pertahun (C – B)
|
Memilih
perkutut bisa dimulai dari piyikan/anakan. Bisa juga yang sudah dewasa.
Berikut ini adalah tips memilih perkutut yang baik :
Bila
dikaitkan dengan konkurs/lomba atas dasar penilaian suara, ikuti kriteria
versi P3SI.
Prinsip
Beternak Perkutut dan Pemasaran
1.
Pilih yang
baik dan sehat, baik jantan maupun betina.
2.
Mempersiapkan
kandang, perpasang bisa seukuran 80x80x80 cm atau 60x120x180 cm. Beratap,
terlindung dari hujan dan angin posisi tidak terisolir tetapi tenang
suasananya.
3.
Melakukan
mendekatkan induk jantan dan betina untuk penjodohan . Umur yang jantan
paling tidak 12 bulan dan betinanya 10 bulan.
4.
Pakan
tersedia secara cukup seperti jewawut, milet, biji kenari, ketan hitam, beras
merah, gabah mini, pakan ayam 521, dan vitamin.
5.
Pada saat
mengeram (telur 2 butir), induk tidak boleh diganggu, biarkan suasananya
tenang. Telur bisa dititipkan ke burung puter.
6.
Anakan
akan menetas selama 14 hari dierami dan piyik akan diasuh induknya selama 25
hari. Pada umur itu, piyik sudah dapat dipisahkan dan dipindahkan ke sangkar
perawatan.
7.
Melakukan
silang menyilang dengan kerabat bisa dilakukan untuk mendapatkan mutu
perkutut yang digemari para hobiis dan memiliki nilai jual yang tinggi.
8.
Piyik
dalam pemeliharaan pada segala umur laku dipasaran.
9.
Sistem
pemasaran berlangsung secara tradisional, dari mulut ke mulut, secara
profesional dan menggunakan cara-cara pemasaran modern.
10. Kemungkinan ekspor dalam jangka
panajang, sangat terbuka luas anatara lain ke Thailand, (walaupun saat ini
kita masih import), singapura, malaysia, Filipina, Suriname (50 % penduduknya
dari jawa) dan lain-lainnya.
Mengenal
lebih Jauh Tentang Perkutut
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar