Sistem penggunaan lahan ini memiliki ciri: minimal dua jenis tanaman musiman atau tahunan; siklus lebih dari satu tahun; dilaksanakan bersamaan atau bergilir dalam suatu periode; adanya interaksi ekologi, ekonomi dan social; minimal dua macam produk; dan mempunyai satu fungsi pelayanan jasa.
Teknologi penggunaan lahan ini memiliki dua sistem yang berbeda yaitu agroforestri sederhana dan agroforestry kompleks. Manfaat yang didapatkan dari penggunaan sistem ini dalam pengolahan lahan sangat besar, seperti:
- Kombinasi tanaman dapat mengurangi erosi
- Pemanfaatan sinar matahari lebih maksimal
- Mencegah perluasan degradasi pada tanah
- Memperluas kesempatan kerja
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Pemanfaatan lahan
- Menghasilkan serasah (kotoran) untuk pupuk organic
Sistem yang memiliki bentuk agrosilvikultur, silvopastura, silvofishery, dan apiculture ini membutuhkan langkah-langkah penanaman sebagai berikut:
- Penanaman lahan kosong memerlukan cahaya
- Penanaman sisipan memerlukan jenis tanah naungan
- Penanaman pertama pada lahan terbuka untuk pengendalian alang – alang
- Jenis tanaman yang butuh cahaya di tanam terlebih dahulu
- Lakukan kombinasi tanaman tahunan dan semusim
Sedangkan jenis – jenis tanaman yang cocok untuk sistem Agroforestri adalah jenis tanaman yang butuh cahaya penuh (sukun, kelapa, jati putih, mangga, sengon, mahoni, jati, suren), jenis tanaman yang butuh nauangan (durian, manggis, rambutan, gaharu, pala, langsat, sirsak), tanaman pagar (kaliandra, gamal, lamtaro gung, turi), tanaman kacang – kacangan penghambat alang – alang (centrosema sp, pueraria sp), tanaman buah di lahan alang – alang (kemiri, nangka, jambu mete, manggis), tanaman kayu di lahan alang – alang (akasia, jati putih, bitti), tanaman kayu dan buah di tanah masam (sungkai, sengon, mahoni, jati putih, nangka, durian, rambutan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar