Powered By Blogger

Selasa, 16 April 2013

PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI HIDROPONIK


Diposkan oleh Mega Putri on Sabtu, 29 Desember 2012
PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI HIDROPONIK
PRAKTIKUM SEMESTER 5 MAHASISWA AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari segi jumlah komposisi ion nutrisi dan suhu. Larutan nutrisi ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg) dan unsur mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Pada umumnya kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical conductivity larutan tersebut  (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran daun, batang dan daun, bunga serta buah, dibuat dua macam pekatan A dan B. Kedua pekatan tersebut baru dicampur saat akan digunakan. Pekatan A dan B tidak dapat dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsure Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar (Sutiyoso, 2009).

Efisiensi penggunaan larutan nutrisi berhubungan dengan kelarutan hara dan kebutuhan hara oleh tanaman. Bila EC tinggi maka larutan nutrisi semakin pekat, sehingga ketersediaan unsur hara semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika EC rendah maka konsentrasi larutan nutrisi rendah sehingga ketersediaan unsur hara lebih sedikit (Sufardi, 2001).

Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,5. Pada EC yang terlampau tinggi, tanaman sudah tidak sanggup menyerap hara lagi karena telah jenuh. Aliran larutan hara hanya lewat tanpa diserap akar. Batasan jenuh untuk sayuran daun adalah EC 4,2. Di atas angka tersebut, pertumbuhan tanaman akan stagnan. Bila EC jauh lebih tinggi maka akan terjadi toksisitas atau keracunan dan sel-sel akan mengalami plasmolisis.
Berikut merupakan cara pembuatan larutan nutrisi hidroponik untuk menghasilkan larutan nutrisi 1000 liter
Komposisi Pekatan A
  • Kalsium nitrat: 1176 gram
  • Kalium nitrat: 616 gram
  • Fe EDTA: 38 gram
Komposisi B
  • Kalium dihidro fosfat: 335 gram
  • Amnonium sulfat: 122 gram
  • Kalium sulfat: 36 gram
  • Magnesium sulfat: 790
  • Cupri sulfat: 0,4 gram
  • Zinc sulfat: 1,5 gram
  • Asam borat: 4,0 gram
  • Mangan Sulfat: 8 gram
  • Amonium hepta molibdat: 0,1 gram
Kemudian melarutkan tiap-tiap komposisi A maupun B dengan air hingga 20 liter (bukan ditambah air 20 liter). Aduk hingga larut. Pekatan A dan pekatan B masing-masing 20 liter siap digunakan.
Membuat larutan siap pakai:
Jika ingin membuat larutan sebanyak 20 liter, tuangkan pekatan A dan pekatan B masing-masing 0,6 liter. Tambahkan air sebanyak 18,8 liter kemudian diaduk. Dengan demikian larutan siap digunakan. Larutan tersebut memiliki EC 2,2 mS/cm.
Contoh Garam Komposisi B (Kalium dihidro fosfat dan Amonium sulfat)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Secara Hidroponik. Bandung. Nuansa Aulia.
Sufardi. 2001. Meningkatkan Hasil Jagung pada Utisol Muatan Berubah dengan Aplikasi Beberapa Amandemen Tanah, Hasil dan Efisiensi Pupuk Fosfat. Agrista Vol 5 (1): 12-22.
Sutiyoso, Yos. 2009. Hidroponik Ala Yos. Jakarta. Penebar Swadaya
 Oleh:
Mega Dewana Putri
H0107018, Agronomi
Koordinator Asisten Praktikum Teknologi Hidroponik
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012 Semester Gasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar