Dan kalau punya lahan cukup untuk skala besar, bisa jadi lahan bisnis yang menjanjikan, Tapi kalau sekedar menyalurkan hasrat hobi seperti saya, setidaknya kalau sudah dapat menghemat pengeluaran belanja sayuran atau lauk pauk saat panen tiba, rasanya itu sudah cukup menghibur Kendala pertama dan utama yang sering muncul pada sistem hidroponik ini adalah ketersediaan larutan hidroponik yang agak rumit dalam komposisi kimianya, alih-alih tanaman jadi subur malah mati keracunan karena takaran nutrisi tidak pas (ga segitunya kalee....). Nah, untuk mengganti larutan nutrisi kimiawi tersebut kita bisa menggantinya dengan nutrisi cair dari pupuk organik, atau pupuk kandang yang terlarut. Tapi pada kesempatan ini saya akan mencoba sistem aquaponik, yang memanfaatkan kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang sudah terlarut di air kolam sebagai bahan nutrisi tanaman hidroponiknya. Cara ini cukup sederhana, kita hanya perlu menyediakan bak penampungan ikan (bisa kolam, drum plastik bekas, atau terpal) bak untuk tanaman, media tanam (sabut, sekam bakar, mos, arang kelapa atau pecahan batubata) serta sistem irigasi sendiri (pompa air kecil, paralon, dan filter). Penjelasan ilmiahnya adalah, karena limbah dari budidaya ikan mengadung unsur N,P, dan juga amoniak (dari keringat ikan juga kali ya...?) yang selama ini dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Dengan demikian aquaponik memadukan sistem budidaya antara sub sistem hidroponik dengan sub sistem akuakultur ke dalam satu sistem produksi pangan terpadu (tanaman dan ikan). Sistem akuaponik juga merupakan sebuah model produksi pangan yang memperhatikan sisi ekologi sehingga teknologi ini lebih alami alias ramah lingkungan, dan menghasilkan produk organik yang bebas dari kontaminasi bahan kimia. Nah, tanaman yang saya tanam di sistem inipun saya biarkan ‘berjuang sendiri’ melawan hama pengganggu tanpa saya bantu dengan insektisida dll.
Skema aquaponik ini bisa dirangkai seperti gambar disamping (sumber tulisan Aquaponic system ditulis ulang oleh Bp. Sumoharjo)atau bisa juga dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia. Saya sendiri membuatnya dengan memanfaatkan kolam ikan koi kemudian sistem filternya saya modifikasi dari filter kolam ke filter biologi yaitu ke tanaman kangkung....sambil berharap suatu saat nanti saya jadi pe bisnis kangkung organik terbesar....aaamiiiin
aminnnnn jd pe bisnis kangkung organik terbesar di atas rata-rata
BalasHapus