Suasana sejuk serta hijau dengan tanaman di
dalam maupun halaman rumah akan membuat penghuninya merasa lebih sehat, nyaman
dan segar. Namun kendala terutama di perkotaan adalah sistem penanaman yang
sudah ada terkesan mahal dan rumit. Untuk mencari tanah sebagai lahan tanam
saja cukup sulit, apalagi dalam memeliharanya sering menyita waktu.
Untuk mengatasi kendala
tersebut, saat ini dikembangkan sistem penanaman dengan sistem ”hidroponik
sederhana”. Sistem ini dapat dilakukan oleh siapa saja, para ibu
rumah tangga dapat melakukan karena pembuatan dan pemeliharaannya sangat mudah
dan praktis.
Disebut biaya murah
karena sistem ini menggunakan pot yang terbuat dari plastik atau tanah yang
banyak tersedia di pasaran dengan harga murah. Media tanamnya adalah batu koral
split yang biasa digunakan sebagai campuran untuk pengecoran bangunan dan
pengaspalan jalan. Agar kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi cukup digunakan
pupuk majemuk yang banyak tersedia di pasaran.Sistem hidroponik sederhana ini
dapat pada berbagai jenis tanaman hias, tanaman buah, maupun sayuran. Namun
pada umumnya sistem hidroponik sederhana sangat tepat untuk tanaman hias
sebagai penyemarak dan penyejuk ruang. Dimana tanaman dapat bertahan di
dalam ruang selama satu minggu bahkan sampai sepuluh hari. Ini
dikarenakan tersedianya air yang cukup.Jenis tanaman hias yang sudah berhasil
diujicobakan pada sistem hidroponik sederhana antara lain: Palem-paleman;
Sikas; Aglonema; Kuping gajah; Hanjuang; Kamboja; Suplir; Anggrek; Mawar;
Pandan-pandanan; Kadaka; Nanas-nanasan; Kembang sepatu.Pada prinsipnya wadah
yang digunakan untuk menanam tanaman tidak porous dan dapat menahan air. Untuk itu,
pot tunggal dengan bagian dasar tertutup atau tanpa lubang merupakan wadah yang
tepat digunakan, karena pot tersebut akan diisi dengan air, kalau tidak
ada dapat dipilih ember hitam. Media tanam yang digunakan adalah koral
split, yaitu batu kali yang sudah dipecah menjadi bagian-bagian kecil,
berukuran 2-3 cm. Kalau terlalu kecil sebaiknya tidak digunakan karena kurang
menyediakan ruang udara, yang menyebabkan pertumbuhan perakaran tidak
optimal. Koral split tidak rusak karena waktu dan air, sehingga tanaman
dengan media ini dapat dimasukkan ke dalam rumah dengan aman.
Cara
PenanamanAgar tanaman dapat
tumbuh dengan baik, tahapan penanaman dengan benar, yaitu wadah/ pot yang sudah
disediakan, dibuat lubang pada dindingnya setinggi 5 -10 cm dengan menggunakan
paku. Cukup satu lubang untuk setiap pot. Setelah itu isi pot setengah
atau tiga perempat bagian dengan media koral split yang telah direndam beberapa
saat dan diganti airnya terus menerus hingga rendaman terlihat jernih.
Tanaman yang akan ditanam dapat berupa hasil
stek batang yang sudah cukup umur atau tanaman dewasa yang sesuai dengan bentuk
dan ukuran pot. Lalu keluarkan tanaman dari media tanah dan usahakan agar akar
tanaman tidak rusak, potong dengan gunting jika ada akar yang busuk atau pangkas
bila perakarannya besar dan berlebihan. Buang tanah yang melekat pada
akar dan batang tanaman dan cuci dengan air sampai bersih, kemudian letakkan
tanaman yang sudah bersih pada pot yang telah diisi dengan koral split, lalu
tambah koral split hingga penuh atau sejajar dengan permukaan pot. Beri
penyangga jika tanaman belum mampu berdiri tegak. Penyangga dapat berupa
batu, kayu atau kawat dan dilakukan hingga perakarannya tumbuh dan mampu
menyangga dirinya sendiri.
Selanjutnya isi pot
dengan air sampai penuh. Karena ada lubang pengontrol pada dinding pot
maka dengan sendirinya permukaan air akan turun sesuai dengan tinggi
lubang. Kelebihan air akan terbuang melalui lubang tersebut. Jangan
lupa seluruh bagian tanaman disiram. Tanaman yang sudah ditanam dengan
sempurna letakkan di tempat teduh atau tidak terlalu banyak kena sinar matahari
selama satu sampai dua minggu.Bila sudah terlihat ada tanda-tanda pertumbuhan
seperti daun hijau segar, mulai tumbuh pucuk daun atau tumbuh akar baru, maka
pindahkan tanaman ke tempat dengan penyinaran matahari lebih banyak.
Lakukan penyiraman satu kali sehari. Jangan lupa ditambahkan air ke dalam pot
hingga air keluar dari lubang samping pot, kecuali pada saat hujan tidak perlu
disiram. Pada prinsipnya pot harus selalu terisi cukup air.
Pemberian
Nutrisi.Untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tanaman hidroponik dapat dengan memberi pupuk majemuk lengkap. Jenis
pupuk yang dianjurkan adalah pupuk majemuk NPK, dengan alasan mudah diperoleh
dan kandungan yang ada di dalamnya merupakan kebutuhan utama tanaman, yaitu
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Selain NPK, juga bisa digunakan pupuk
daun. yang dilarutkan dulu kedalam air kemudian disemprotkan ke tanaman.Ada dua
jenis cara pemupukan, yaitu sistem sebar dan sistem semprot. Untuk pemupukan
sistem sebar pupuk NPK disebarkan di pinggir pot, pemberiannya jangan sampai
mengenai batang dan daun karena dapat menyebabkan batang dan daun seperti habis
terbakar. Setelah pupuk disebar, siram dengan air secukupnya, air siraman jangan
sampai tumpah melalui lubang pot karena pupuk akan terbuang. Dosis pupuk yaitu
1-2 sendok makan setiap kali pemberian yang dilakukan setiap 3 – 4 minggu
sekali .Cara pemupukan lainnya yaitu dengan sistem semprot. Untuk pemberian
nutrisi dianjurkan pula pemupukan melalui daun, yaitu dengan penyemprotan
larutan pupuk daun sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimal. Dosis
penyemprotan disesuaikan dengan rekomendasi yang ada pada kemasan pupuk,
dengan frekuensi penyemprotan 1-2 kali seminggu.
Perawatan
tanaman.Untuk mencegah hama
penyakit juga jamur, pupuk daun bisa dicampur dengan insektisida atau
fungisida, sebagai pencegahan serangan jamur dapat dilakukan satu bulan sekali
.Jika tanaman sudah mulai tumbuh dengan baik dan sempurna maka perlu dilakukan
perawatan agar tidak layu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
tanaman yaitu jika ada tanda-tanda layu periksalah volume air di dalam
pot dengan miringkan pot ke arah lubang, bila tidak ada keluar air segera
tambahkan air ke dalam pot hingga air keluar dari lubang pot. Bila air
menggenang sampai permukaan pot, karena terjadi clogging yaitu tertutupnya
lubang pot oleh debu atau akar yang menyumbat lubang pot, maka tusuk lubang pot
dengan lidi atau kawat sampai air keluar kembali dari lubang. Clogging
dapat menyebabkan busuk akar .Perawatan selanjutnya yaitu untuk daun dan
ranting tua yang menggangu pemandangan juga cabang-cabang yang berlebihan dapat
dibuang dengan cara memotongnya. Agar pot tetap terlihat bersih cabut
tanaman penggangu, terkadang pada tanaman lama sering dijumpai rumput atau
tanaman penggangu lainnya.Jika daun berubah menjadi kekuningan akibat terlalu
banyak terkena cahaya matahari, pindahkan ketempat teduh, namun bila
warna daun berubah karena kekurangan pupuk segera lakukan pemupukan tambahan.
Terkadang ditemukan juga serangan semut yang membuat sarang didalam media
koral, cara menghilangkannya dengan menutup lobang pot dan genangi air hingga
penuh agar semut keluar dari pot.Tanaman yang sehat akan tumbuh dengan cepat sehingga
pot terlihat semakin padat akibat tumbuh pesatnya perakaran. Pada stadium
ini perlu dilakukan repotting (pergantian pot) agar pertumbuhan tanaman kembali
normal. Adapun cara penggantian pot dilakukan sebagai berikut: pertama
pisahkan akar bersama media yang melekat pada pot dengan pisau atau gunting.
Selanjutnya cabut tanaman seluruhnya dari pot. Jika sangat sulit
mencabutnya, sebaiknya pot dipecah untuk mencegah akar tanaman menjadi rusak,
lalu buang akar tanaman minimal setengahnya. Perlakuan berikutnya sama dengan
proses penanaman yang telah dijelaskan terdahulu.
Sumber:
Hudoro Sameto, 2004. HIDROPONIK Sederhana Penyejuk Ruangan, Penebar
Swadaya, Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar