Teknik budidaya
Pada umumnya buah naga dibudidayakan
dengan cara stek atau penyemaian biji. Syarat tumbuh buah naga hitam
secara umum sama dengan budidaya buah naga jenis lainnya. Buah naga
hitam dapat tumbuh baik di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi. Keadaan lahan dan iklim di Indonesia sangat cocok untuk
budidaya buah naga hitam ini. Jenis tanah yang cocok untuk mendukung
budidaya adalah tanah yang gembur, porous (tidak becek), banyak
mengandung bahan organik dan mengandung unsur hara, dengan pH tanahnya
sekitar 5-7. Buah naga hitam, peka terhadap kekeringan dan akan membusuk
bila kelebihan air, untuk itu penyiraman dan penyinaran matahari harus
dipastikan cukup untuk mempercepat proses pembungaan.
Untuk persiapan lahannya
siapkan pancang atau tiang penopang,
bisa menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm
dengan tinggi 2 meter, yang ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung
bagian atas dari tiang penyangga diberi ban penyangga untuk penopang
cabang tanaman (sulur). Persiapkan juga lubang tanam dengan jarak tanam
2,5 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 1.600 lubang
tanam penyangga. Disekeliling pancang/pohon penyangga dibuat 3-4 lubang
tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari pancang penyangga. Lubang tanam
diberi pupuk kandang masak sebanyak 5-10 kg dicampur dengan tanah.
Pada umunya buah naga diperbanyak dengan
cara stek dan penyemaian biji. Batang tanaman berukuran 20 cm di tanam
dalam polibag dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap
dipindah/ditanam di lahan.
pohon buah naga
Proses pemeliharaannya agar tanaman
tumbuh tegak dan teratur mengikuti tiang pancang, perlu diikat dengan
menggunakan kawat alumunium, tali rafia atau tali lainnya. Pada tahap
awal-awal penanaman, tanaman disiram 1-2 hari sekali. Harus diperhatikan
agar air tidak kurang dan juga tidak berlebihan, satu lubang tanam
biasanya diberi 4-5 liter air.
Pupuk natural hitam diberikan tiap dua
minggu sekali dengan dosis 1 sendok teh tiap pohon. Juga diberi pupuk
bunga yang terbuat dari destilasi air seni sapi tiap dua minggu sekali
dengan dosis 10 cc per 1 liter air/pohon. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah memangkas cabang yang tidak produktif atau kerdil.
Masa panen dilakukan setelah 10 bulan
sejak bibit ditanam, tanaman akan mulai berbunga dan berbuah. Sekitar 50
hari sejak bunga mekar, buah siap dipanen dengan ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari hijau menjadi
kemerahan. Musim panen raya buah naga pada bulan Oktober tiap tahun.
Panen buah naga berturut-turut bisa dilakukan 6 sampai 7 bulan ke depan
setelah bulan November.
Pada tahun pertama, 1 pancang/tiang
penopang berisi 4 pohon buah naga bisa menghasilkan buah seberat 4 kg
atau sekitar 6-7 ton buah naga untuk lahan seluas 2.500 m2 selama 6
sampai 7 bulan. (Rata-rata tiap bulan bisa dipanen 1 ton). Pada tahun
berikutnya hasil panen bisa dua kali lipatnya, dan umur produktif
tanaman buah naga ini berkisar antara 15-20 tahun.
Setelah panen, buah naga terlebih dahulu
disortir berdasarkan ukuran buahnya. Pengemasan menggunakan kardus
berisi sekitar 20 kg buah naga. Selanjutnya buah naga hitam yang telah
dikemas tersebut dipasok ke Supermarket dan toko buah. Untuk harga buah
naga hitam biasa dijual dengan kisaran Rp 40.000,. – Rp 50.000,. /kg nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar