Senin, 08 April 2013

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI


Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting, karena memiliki
multi guna. Kedelai dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan sebagai bahan
baku agroindustri seperti tempe, tahu, tauco, kecap,susu kedelai dan untuk keperluan
industri pakan ternak.
Kebutuhan kedelai nasional Indonesia meningkat tiap tahunnya. Saat ini kebutuhan
perkapita mencapai 13, 41 kg. Kebutuhan kedelai secara nasional per tahun 2004
sebanyak 2.955.000 ton sedangkan produksi dalam negeri hanya 1.878.898 ton.
Produks rerata nasional 1,2 ton per hektar, sedangkan produk rerata dunia saat ini
sudah mencapai 1,9 ton per hektar. Ini merupakan peluang sekaligus sebai tantangan
bagi para petani Indonesia untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Bila pengelolaan penanaman kedelai di Indonesia dilakukan secara baik dan benar
ternyata produksinya masih dapat ditingkatkan. Sebagai contoh di Jawa Timur saat
dilakukan lomba Insus kedelai dapat dicapai produktivitas rerata 2,8 ton per hektar,
bahkan ada yang mencapai 4,3 ton per hektar.
Upaya yang dapat dilakukan adalah terus membina petani yaitu dengan
penggunaan bibit unggul yang memiliki umur pendek/genjah serta tahan terhadap hama
dan penyakit. Selain itu harus didukung oleh irigasi yang baik, penggunaan pupuk yang
tepat serta penanganan pasca panen yang baik.
Pemuliaan Mutasi Kedelai
Badan Tenaga Nuklir Nasional ( BATAN ) sebagai lembaga penelitian sejak tahun
1972 telah melakukan penelitian dengan teknologi mutasi radiasi untuk mendapatkan
varietas baru yang unggul.
Pelaksanaan penelitian di BATAN pada awalnya dimulai dengan mengiradiasi
benih padi untuk mendapatkan varietas baru yang unggul dan genjah. Pemuliaan mutasi
dengan teknologi radiasi tersebut hingga tahun 2005 telah menghasilkan padi unggul
sebanyak 12 (dua belas) varietas. Disamping itu teknik iradiasi juga ditrapkan pada
tanaman palawija khususnya untuk mendapatkan varietas unggul kedelai.
Jumlah ketersediaan varietas unggul kedelai di Indonesia hingga sekarang masih
terbatas. Krena itu BATAN dalam peran sertanya memperbanyak varietas unggul terus
melaksanakan kegiatan penelitian untuk memecahkan masalah nasional tersebut.
Pemuliaan mutasi kedelai dimulai pada tahun 1977. Sampai dengan tahun 1998
dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi telah dihasilkan 3 vareietas unggul kedelai
yaitu Muria dan Tengger, yang dirilis pada tahun 1987 dan varietas Meratus yang dirilis
pada tahun 1998. Hasil dari kegiatan litbangyasa di bidang kekacangan ini agak lambat
karena penelitian lebih difokuskan pada varietas padi yang merupakan bahan pangan
utama dan lebih memerlukan perhatian untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional
Pada tahun 2004 yang lalu BATAN kembali merilis varietas unggul baru kedelai
setelah beberapa tahun tidak merilis varietas sejak tahun 1998. Varietas baru ini
merupakan hasil persilangan dari galur mutan No. 214 dengan Galur Mutan 23-D
( dihasilkan dari iradiasi sinar Y terhadap varietas Guntur) . Varietas ini diberi nama
Rajabasa dan dilepas sebagai varietas unggul melalui SK Menteri Pertanian No. 171/
KPTS/LB 240/3/2004.
Dibandingkan denagn varietas sebelumnya varietas Rajabasa memiliki beberapa
keunggulan tertentu, yaitu tingkat produktivitasnya mencapai 2, 05 – 3,90 ton per hektar,
sedangkan varietas lainnya hanya berkisar antara 1,4-1,6 ton per hektar. Biji kedelai
varietas Rajabasa berwarna kuning mengkilat dan ukuran butir lebih besar serta berat per
butirnya mencapai 150 gr. Namun sisi kelemahannya adalah umur tanaman lebih panjang
sekitar 6-8 hari.
Dengan tersedianya berbagai varietas unggul kedelai diharapkan para petani
kembali berbagai untuk menanam palawija, khususnya kedelai untuk memenuhi
kebutuhan nasional yang saat ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan
kemampuan produksinya. Dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi, Batan terus
berupaya menciptakan varietas baru untuk memperkaya keragaman genetic yang
memudahkan petani dalam memilih varietas yang disukai.
Hasil varietas unggul Batan ini terus dimasyarakatkan ke berbagai daerah agar
hasil litbang ini didayagunakan oleh masyarakat luas. Melalui program kerja sama yang
dijalin Batan dengan Pemerintah Propinsi/ Kota dan perguruan tinggi setempat hasil
litbang tersebut sudah dikenalkan di daerah yang meliputi 22 propinsi di seluruh
Indonesia.
Tanggapan masyarakat terhadap varietas baru hasil mutasi radiasi cukup baik.
Melalui pembinaan yang intensif terhadap cara bertani dan penjelasan-penjelasan yang
berkaitan dengan penggunaan teknik radiasi dalam menciptakan varietas unggul, para
petani dapat mengerti. Keraguan yang dirasakan masyarakat terhadap dampak radiasi
yang masih ada di dalam biji kedelai menjadi berkurang. Dengan melihat produktivitasnya
yang tinggi para petani mulai menyukai untuk menanam varietas baru tersebut. Melihat
animo masyarakat yang meningkat terhadap varietas tersebut maka Batan di masa
mendatang akan memperluas kerja sama kemitraan dengan daerah-daerah lain.
Pusat Diseminasi Iptek Nuklir
Gedung Perasten : Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Pasar Jum'at, Jakarta 12440
Kotak Pos : 4390, Jakarta 12043, Indonesia, telp : (021) 7659401, 7659402
Fax (021) 75913833, Email : pdin@batan.go.id, infonuk@jkt.bozz.com
www.batan.go.id, www.infonuklir.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar