Selasa, 30 April 2013

PETUNJUK TEKNIS : BUDIDAYA KATUK

Posted by on 14 February 2013
PENDAHULUAN
Katuk (Sauropus androgunus L. merr) termasuk dalam family Euphorbiaceae, banyak digunakan sebagai bahan sayuran, lalap. Pewarna makanan dan obat. Beberapa nama daerah katuk antara lain karekur, simani, dan cengkok manis. Tanaman katuk tumbuh menahun, membentuk semak pedu dengan ketinggian antara 2,5 – 5 meter, dan merumpun. Meskipun sudah ditanam di berbagai daerah, namun usaha budidaya tanaman katuk masih merupakan usaha sambilan, karena potensi nilai ekonomi dan sosial tanaman ini belum banyak diungkap.
PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman katuk memupunyai daya adaptasi yang luas terhadap lingkungan didaerah tropis, dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman katuk toleran terhadap kondisi teduh (naungan) sehingga cocok ditanam dilahan perkarangan.
Lingkungan yang aling ideal untuk membudidayakan katuk adalah daerah dengan suhu udara berkisar antara 21-32 Cdengan kelembapan antara 50-80 %.
Tanaman katuk toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami katuk. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai keasaman (pH) 5,5 – 6,5.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Persiapan Lahan
Lahan penanaman katuk dapat disiapkan dalam bentuk petakan (sistem bedengan) atau bentuk larikan (sistem pagar)
a. Sistem petakan (bedengan)
Lahan sistem bedengan digunakan dalam penanaman katuk secara khusus dengan jarak teratur, yaitu 20 x 20 cm, secara berjajar atau berbaris. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 30 cm atau lebih hingga gembur, kemudian dibuat bedengan atau petakan berukuran lebar 100 – 120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar petakan 30 – 40 cm dan panjang petakan tidak lebih dari 12 m. Bedengan ditaburi pupuk kandang kuda sebanyak 20 ton/ha, kemudian dicampur dan diratakan.
b. Sistem Larikan (pagar)
Pengolahan tanah hanya dilakukan pada bidang tanah yang akan ditanami. Lahan yang terpilih diolah hingga gembur, dibentuk larikan selebar 30 – 40 cm, dengan ketinggian 30 cm dan ukuran panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Larikan ditaburi puuk kandang kuda dengan dosis 20 ton/ha dan dicampur rata dengan tanah, kemudian dirapikan.
2. Penanaman
Tanaman katuk umumnya diperbanyak secara vegetative dengan stek batang atau cabang. Dalam satu hektar dibutuhkan sekitar 400.000 stek. Stek katuk ditancapkan dalam lubang tanam secara tegak sedalam 5 – 10 cm kemudian tanah disiram sampai lembab. Tanaman ini sangat responsif terhadap pemupukan. Pupuk yang diperlukan adalah urea sebanyak 200 kg/ha ditambah KCI 50 kg/ha atau tergantung kondisi kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang biasa dilakukan adalah pengairan dan penyiangan. Pengairan perlu dilakukan secara kontinyu 2 kali seminggu, terutama pada musim kemarau. Pengairan selanjutnya disesuaikan dengan cuaca atau keadaan tanah. Penyiangan dilakukan ada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Penyiangan selanjutnya dilakukan setiap bulan atau tergantung pada keadaan gulma yang dilakukan bersamaan dengan pembumbunan bedengan.
4. Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman katuk antara lain ulat daun, kutu daun, busuk akar, dan layu bakteri. Pengandalian OPT dilakukan tergantung pada jenis OPT yang menyerang. Cara pengendalian dilakukan antara lain dengan cara sanitasi lahan, pergiliran tanaman dan penggunaan pestisida secara selektif sesuai rekomendasi yang dianjurkan. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
5. Panen dan Pascapanen
Tanaman katuk biasanya mencapai ketinggian 70 cm atau lebih pada umur 3 – 3,5 bulan setelah tanam. Pada tahap ini dapat dilakukan pemanenan pertama. Panen dilakukan dengan cara memangkas ujung tanaman atau cabang menggunakan pisau yang tajam. Pucuk dipangkas atau dipotong sepanjang 10 – 15 cm. Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari dan kondisi cuaca cerah. Pemanenan berikutnya dilakukan secara kontinyu sebulan sekali.
Dari berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar