Kamis, 25 April 2013

Hidroponik dengan Sistem Irigasi Para

[ahmad tusi] Agritusi.com kali ini akan memberikan informasi tentang aplikasi teknik hidroponik dalam budidaya sayuran, yaitu Sistem Irigasi Para untuk Budidaya Tanaman Secara Hidroponik.  Setelah pada artikel sebelumnya kami telah mengulas dasar-dasar teknik hidroponik dan sistem produksi yang digunakan dalam teknik hidroponik, serta salah satu contoh aplikasi teknik hidrponik untuk budidaya sayuran dengan sistem DFT (Deep Flow Technique). Mungkin rekan-rekan agritusi farm bertanya-tanya, apakah itu sistem irigasi Para?  Irigasi para merupakan salah satu teknologi yang sederhana tetapi sukup membantu petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen sayurannya.  Irigasi Para merupakan suatu istilah dalam konstruksi bangunan yang bentuknya seperti rangka atap.
Konstruksi yang berbentuk menyerupai atap itulah yang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan suatu teknologi aplikasi irigasi baru yang dapat menghemat penggunaan lahan tanpa mengeluarkan banyak modal dan investasi.  Tentu hal ini sangat diidamkan oleh para petani.  Teknologi ini cocok untuk dikembangkan oleh petani untuk dalam budidaya tanaman sayuran, seperti: sawi, pakcoy, caisim, selada, dll.  Teknologi ini amat sederhana, menyerupai teknik vertikultur dan irigasi berlangsung dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Larutan nutrisi ditampung dalam bak penampung dengan cara dipompakan ke tangki tampungan atau dengan cara manual.  Setelah larutan nutrisi terisi dalam tangki penampung, kemudian kran dibuka dan larutan nutrisi pun berjalan kedalam pipa utama.  Dari pipa utama, larutan nutrisi mengalir dalam selang-selang kecil (lateral) pada setiap baris tanaman yang tertampun dalam wadah gelas penanaman.

 
Gambar 1. Bak Larutan Nutrisi (Diatas) mengalirkan larutan nutrisi ke setiap tanaman secara gravitasi
Tanaman ditanam dalam wadah gelas yang telah diberikan media tanam (dapat berupa arang sekam, pasir, kerikil,dll).  Dalam aplikasi ini, ahmad tusi menggunakan media tanam pasir dan arang sekam.  Gunakan satu wadah gelas kecil untuk penanaman dan satu wadah gelas besar untuk peletakan wadah gelas kecil dan larutan nutrisi yang melewati wadah penanaman.  Ini dimaksudkan agar tanaman mudah dalam proses budidaya, seperti saat transplantasi dan pemanenan, serta pemeliharaan sistem produksi.

 
Gambar 2. Wadah tanam diletakkan dalam gelas besar yang telah terhubung dengan selang/pipet
Sudut kemiringan dari para yang digunakan dalam sistem ini sebesar 45 derajat, karena berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian dengan sudut sebesar 45 derajat memiliki pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran yang memuaskan.

Gambar 3. Sudut kemiringan Para dan pertumbuhan & Hasil Tanaman Sayuran (Sawi)
Demikian informasi tentang aplikasi teknik hidroponik menggunakan sistem irigasi para.  Bagi rekan-rekan agritusi yang tertarik untuk membuatnya, silahkan dicoba.  Berikut ini adalah beberapa bahan yang diperlukan:
  • Ember penampung nutrisi (volume ember atau tangki, disesuai dengan kepeluan dan jumlah kapasitas produksi)
  • Bambu (untuk membuat para / rangka utama sistem irigasi para);
  • Pipa PVC ½”
  • Kran air
  • Selang aquarium atau bisa menggunakan sedotan/pipet (sebagai penghubung antar gelang penanaman)
  • Bak penampung limpasan larutan nutrisi (larutan nutirisi dalam bak penampung akan dipompa kembali atau diangkut kembali ke tangki nutrisi pada bagian atas untuk disirkulasi.  Jadi menghemat penggunaan larutan nutrisi)
  • Pompa (untuk proses sirkulasi larutan nutrisi ke dalam sistem irigasi para)
  • Tentu saja yang harus ada: Larutan Nutrisi Hidroponik

1 komentar: