Selasa, 26 Maret 2013

Beternak Perkutut, Siapa Mau Ikut




Penggemar burung berkicau tentu sangat mahfum dengan nyanyian: whur ketekuk,whurr ketekuk,kuk kuk, yang merupakan suara khas tersebut dilantunkan oleh perkutut yang sedang manggung. Tapi seberapa besar nilai bisnis yang terkandung di balik budidaya perkutut, bisa jadi belum banyak orang yang tak paham. Padahal kalau ditekuni, bukan tidak mungkin nantinya jadi bisnis yang prospektif.
Dibanding ternak unggas yang lainnya, perkutut punya beberapa kelebihan. Dari segi tehnis pengelolaan, tidak rumit. Modalnya, juga tidak terlalu besar, hanya investasi awalnya (untuk membuat kandang) saja yang memakan biaya lumayan.
Modalnya tidak banyak.
Sebagai gambaran, sepasang perkutut paling banter menghabiskan biaya untuk pakan dan obat-obatan sebesar Rp15 ribu/bulan. Sementara untuk beli 5 pasang indukan butuh Rp. 500.000 – Rp. 1 juta.
Untuk pembuatan kandang berukuran 90x70x180 cm3 atau 120x60x180 cm3 yang terbuat dari kayu/bambu dan ram-raman kawat, kurang lebih menelan biaya Rp 500 ribu. Kandang tersebut cukup bagi 1 atau 2 pasang. Dalam sebulan sepasang perkutut mampu menghasilkan 2 – 8 anakan dengan harga Rp.200 ribu/pasang.
Produktivitas perkutut dapat di tingkatkan dengan menitipkan telur atau anakan ke burung puter sebagai induk semang yang baru. Dengan cara ini perkutut mampu berkembang biak sampai 3 kali/bulan. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi seminggu asal induknya diberi vitamin serta pakan yang berkualitas.
Tak sulit membudidayakannya
Secara tehnis beternak perkutut terbilang mudah. Dalam sangkar kecil seukuran kandang soliter (45x45x65 cm3) sudah bisa. Apalagi disangkar yang lebih besar. Kelebihan perkutut terutama karena mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru didalam sangkar.
Disamping itu, perkutut tidak gampang stress, jarang terkena penyakit, pakan melimpah dan murah. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan, kebersihan lingkungan, sangkar, minuman dan makan.
Agar hasil anakan sesuai dengan harapan, ada baiknya lebih dulu mempelajari tehnik perkawinan atau crossing. Tehnik ini perlu dilakukan secara berulang hingga mencapai anakan yang berkualitas. Ujung-ujungnya tentu saja duit. Makin baik mutunya, makin tinggi harganya.
Membidik pasar potensial
Sejauh ini pasar perkutut masih terbuka luas. Menurut perhitungan rasional, bila 10% dari 210 juta penduduk di Indonesia hobi memelihara burung, itu jumlahnya sama dengan 21 juta, taruhlah yang senang sama perkutut cuma 3 % atau 7 juta orang. Bila setiap orang ingin memiki 3 ekor, tinggal dihitung berapa kebutuhan perkutut di Indonesia.
Berdasarkan catatan Persatuan Pelestari Perkutut se Indonesia (P3SI), jumlah peternak saat ini ada 5 ribuan dengan 50 ribu kandang, sedangkan produksi per tahun baru sekitar 500 ribu ekor. Bila diambil rata-rata, setiap peternak menghasilkan 4.400 ekor senilai Rp 220 juta.
Segmen Pasar Perkutut
Singkat kata, kisaran harga perkutut memang bervariasi. Namun secara umum ada 5 segmen :
Pertama, segmen pasar yang menekankan perkutut untuk kepentingan lomba, konkurs atau sejenisnya.Segmen ini tentu membutuhkan perkutut yang berkualitas baik, sesuai aturan main yang ditetapkan P3SI. Tak heran bila perkutut yang didambakannya seharga ratusan juta rupiah.
Kedua, Segmen pasar yang menekankan pada sisi peternaknya. Bagi masyarakat peternak perkutut yang di pentingkan adalah kemampuan memproduksi anakannya secara optimal dengan suara dan irama anggungan yang baik dengan demikian harganya pun juga tinggi.
Ketiga, Yang mungkin dijangkau masyarakat penggemar perkutut. Segmen ini lebih menekankan unsur gengsi. Jadi, yang lebih menjadikan pertimbangan utama adalah irama yang disukai pemiliknya. Pada segmen ini perkutut akan bernilai jutaan samapai puluhan juta.
Keempat, Orientaisnya pada katuranggan. Pemilik meyakini bahwa perkutut dapat membuat pemiliknya memperoleh kebahagiaan, ketentraman hidup dan rezeki melimpah atau tanda-tanda baik lainnya. Masyarakat yang mengetahui bahwa katurangga perkutut yang akan dipelihara bakal mendatangkan kebaikan tentu akan membelinya dengan haraga berapapun.
Kelima, banyak orang yang memiliki perkutut dengan pertimbangan unik dan exotis. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini akan mampu menghargai perkutut sampai juataan rupiah. Yusroni Hendridewanto (kiriman Anthan Warsita, Surabaya).

Analisis Keuntungan Usaha Ternak perkutut
  1. Investasi
  • Pembuatan Kandang Rp. 500.000
  1. Biaya lancar
  • Induk 5 pasang
@ Rp 200.000 Rp. 1.000.000
  • Pakan 5x Rp. 2.000 Rp. 10.000 - Obat dan
Vitamin Rp. 5.000
  • Total Biaya Lancar Rp. 1.015.000
  1. Pendapatan
  • Bila setiap induk mampu menetaskan 2 piyik, produksi anakan :
  • 5 x 2 x Rp.200.000 Rp 2.000.000
  1. Keuntungan (C - B) :
  • Rp 2.000.000 – Rp 1.015.000 = Rp 985.000

Analisis Keuntungan Usaha Ternak Perkutut Dengan Pengeraman Induk dan Jasa Puter
  1. Investasi
  • Pembuatan kandang dan penyusutan 10 % tahun Rp 1.822.500
  • Pembelian 50 pasang induk @ Rp 200.000 Rp 10.000.000
  • Total Investasi Rp 11.822.500
  1. Biaya lancar
  • Pakan perkutut Rp2000/bulan/pasang, setahun Rp 1.200.000
  • Pakan puter Rp3000/bulan/pasang setahun (sepasang perkutut butuh 2 pasang puter) Rp 3.600.000
  • Vitamin dan obat-obatan Rp 50.000/bulan, setahun Rp 1.200.000
  1. Pendapatan
  • Induk langsung pertahun menetas 8 kali harga anakan 10 % dari induk = Rp. 1.000.000 x 8 Rp 8.000.000
  • Menggunakan jasa puter pertahun menetas 24 kali harga anakan 10 % dari induk = Rp 1.000.000 x 24 /tahun Rp24.000.000

·  Keuntungan Pertahun (C – B)
  • Induk langsung = Rp 8.000.000 – (Rp 1.200.000 + 1.200.000) = Rp 5.600.000
  • Menggunakan jasa puter = Rp 24.000.000 – (Rp 3.600.000 + 1.200.000) Rp 19.200.000

Memilih perkutut bisa dimulai dari piyikan/anakan. Bisa juga yang sudah dewasa. Berikut ini adalah tips memilih perkutut yang baik :
  • Sehat, aktivitasnya lincah, fisik baik, tegas, gagah , bulu-bulunya halus dan teratur rapi.
  • Tatapan mata tajam tetapi lembut, mata bulat dan bersih, paruh agak lurus normal, kaki warnanya terang.
  • Nafsu makannya normal – aktif.
  • Suaranya minimal normal atau suara yang memenuhi kriteria yang biasa di sukai penggemar. Lebih bagus sesuai ketentuan P3SI.
  • Tahu persis silsilah atau garis keturunan. Ini dimaksud untuk mengetahui mutu nenek moyang perkutut yang akan di ternakan.

Bila dikaitkan dengan konkurs/lomba atas dasar penilaian suara, ikuti kriteria versi P3SI.
  • Suara depan, dengan ketentuan panjang, mengayun/membat dan bersih.
  • Suara tengah, dengan kriteria bertekanan , lengkap dan jelas.
  • Irama, dengan ketentuan senggang, lenggang, elok dan indah.
  • Dasar suara(air sungai/lantar suara), dengan kriteria tebal, kering bersih dan jernih.

Prinsip Beternak Perkutut dan Pemasaran
1.        Pilih yang baik dan sehat, baik jantan maupun betina.
2.        Mempersiapkan kandang, perpasang bisa seukuran 80x80x80 cm atau 60x120x180 cm. Beratap, terlindung dari hujan dan angin posisi tidak terisolir tetapi tenang suasananya.
3.        Melakukan mendekatkan induk jantan dan betina untuk penjodohan . Umur yang jantan paling tidak 12 bulan dan betinanya 10 bulan.
4.        Pakan tersedia secara cukup seperti jewawut, milet, biji kenari, ketan hitam, beras merah, gabah mini, pakan ayam 521, dan vitamin.
5.        Pada saat mengeram (telur 2 butir), induk tidak boleh diganggu, biarkan suasananya tenang. Telur bisa dititipkan ke burung puter.
6.        Anakan akan menetas selama 14 hari dierami dan piyik akan diasuh induknya selama 25 hari. Pada umur itu, piyik sudah dapat dipisahkan dan dipindahkan ke sangkar perawatan.
7.        Melakukan silang menyilang dengan kerabat bisa dilakukan untuk mendapatkan mutu perkutut yang digemari para hobiis dan memiliki nilai jual yang tinggi.
8.        Piyik dalam pemeliharaan pada segala umur laku dipasaran.
9.        Sistem pemasaran berlangsung secara tradisional, dari mulut ke mulut, secara profesional dan menggunakan cara-cara pemasaran modern.
10.      Kemungkinan ekspor dalam jangka panajang, sangat terbuka luas anatara lain ke Thailand, (walaupun saat ini kita masih import), singapura, malaysia, Filipina, Suriname (50 % penduduknya dari jawa) dan lain-lainnya.

Mengenal lebih Jauh Tentang Perkutut
  • Perkutut yang selama ini dikenal adalah perkutut lokal dan perkutut Bangkok. Walau – pun asalnya dari Bangkok, sebenarnya sama saja dengan perkutut Indonesia.
  • Pakan utama perkutut adalah biji-bijian, rumput dan padi-padian. Diperternakan tak jarang diberikan beras merah, milet, butiran jagung, campur makanan pabrik dengan kandungan protein tinggi, ditambah vit dan mineral pada makanan atau minumannya.
  • Musim kawinnya terjadi pada bulan April- Juni Sarangnya berbentuk mangkuk dan cekung, bertelur 2 butir. Telur akan dierami perkutut jantan maupun betina. Masa pengeraman 14 hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar